Sabtu, 18 Mei 2013

Politik Itu Gila



Selamat Tahun Baru 2013. Kata banyak pengamat politik, inilah tahun bernuansa semangat baru untuk menghadapi tahun politik 2014. Tahun 2014 adalah Pemilu legislative dan juga Pemilihan Presiden RI ke-7.
Partai-partai politik dan juga pelaku politik sudah berancang-ancang untuk menempati kursi parlemen. Bagi yang sudah menjadi anggota DPR dan DPRD serta DPD barangkali ingin duduk kembali, sementara politisi lain di luar parlemen mulai berusaha masuk dengan berbagai cara.
Kasak-kusuk politik itulah yang mungkin disebut para pengamat sebagai “tahun politik”. Sebab bukan tidak mungkin – seperti jargon yang biasa kita dengar bahwa politik itu kotor – maka hiruk-pikuknya bakal menjadi tontonan menarik publik. Saling sikut, saling menjatuhkan atau istilah apa lagi untuk menggambarkannya.
Di Kalimantan Timur, “tahun politik” itu juga sangat terasa. Karena pada tahun 2013 ini, tepatnya bulan September bakal berlangsung pemilihan Gubernur Kaltim. Nama-nama tokoh kandidat sudah bermunculan.  Awang Faroek Ishak berpasangan dengan Mukmin Faisyal, Letjen TNI Subekti – Marthin Billa dan kemungkinan bertambah lagi Imdaad Hamid – Farid Wadjdy.
Rakyat pasti bakal cemburu menyaksikan bagaimana uang terhambur atas nama pencitraan bahkan untuk membeli suara. Sebagian mungkin tergoda dan akhirnya menjatuhkan pilihan pada figur-figur yang gemar berhambur uang untuk tujuan politiknya.
Pertanyaan selalu muncul; dari mana sumber uang para politisi itu untuk membiayai pencitraannya. Bukan rahasia umum kalau mereka yang berkuasa bisa saja mengerahkan sumber daya yang bersumber dari uang rakyat untuk melampiaskan hasrat pencitraan diri. Lihat saja advertorial di televise-televisi tentang instansi / lembaga pemerintah yang terang-terangan menampilkan sang Menteri yang berasal dari Partai Politik. Atau advertorial televise sebuah daerah yang menampilkan gubernurnya?
Atau juga baliho-baliho, poster yang terpampang menampilkan wajah politisi dan partainya di sepanjang kota. Mereka yang berusaha mencari panggung di media-media massa dan para wartawan yang ‘curi-curi’ job menjadi tim sukses kandidat tertentu. Politik itu memang gila. Dia bisa berubah wujud siapa saja, apa saja. Halal maupun haram.
Tahun 2013 mestinya menjadi kewaspadaan semua elemen yang tidak rela uang APBD mengucur untuk kepentingan pencitraan para politisi. Ayo kita kritisi agar para politisi penggerogot APBD punya rasa malu. Atau seret mereka ke muka hukum karena korupsi. Semangat! @

Tidak ada komentar: