Minggu, 31 Mei 2009

Gubernur


GUBERNUR Kalimantan Tengah Teras Narang punya gaya hidup yang mirip dengan Barack Obama, Presiden Amerika Serikat. Terutama dalam soal dunia gadget alias piranti komunikasi yang sehari-hari berada di genggaman tangan. Sang gubernur mengakui kalau ia memakai BB singkatan dari blackberry. Ini adalah jenis handphone canggih yang bisa langsung internetan.
Dari BB itu ia berinteraksi dengan rakyat, kawan lama, para aktifis, wartawan, famili dan siapa saja yang bergabung di dunia maya itu. Di sebuah halaman facebook (jejaring sosial) ia mengaku mengoperasikan sendiri BB. Tidak pakai ajudan.
Suatu saat, dengan rendah hati Teras Narang menulis dengan kalimat meminta maaf bahwa ia tidak bisa mengoperasikan piranti genggamnya karena sedang berada di daerah blank spot, yakni kawasan yang tidak bisa menangkap sinyal telepon. Tersirat ada nada kecewa karena masih ada masyarakatnya yang tidak tersentuh teknologi telepon, apalagi internet.
Mengamati gaya hidup Teras Narang yang pernah menjadi Ketua Panitia Anggaran (Panggar) DPR RI ini, saya respek sekali. Di era global ini yang dibutuhkan adalah pemimpin yang dekat dengan rakyatnya. Yang bisa membuka ruang komunikasi dengan media apa saja.
Sayapun iseng mengirim pesan kepada sang gubernur; ”saya warga Kaltim, saya salut dengan bapak yang masih bersedia membuka fb. Harapan saya, seluruh gubernur se Kalimantan berpikir regional, memberdayakan sumber daya alam untuk kepentingan langsung masyarakatnya. Jauhkan kebijakan pro pasar”.
Eh, tak sampai berselang 30 menit sudah ada jawaban. Begini tulisan utuhnya; “Terima kasih atas pengertiannya, semoga Kalimantan mampu utk mensejahterakan rakyatnya sendiri, tentu dengan semangat kebersamaan dan terus dgn kerja keras meningkatkan Sumber Daya Manusianya dengan tdk hanya mengirim sumber daya alamnya saja, tapi juga memproduknya sbg barang yg punya nilai tambah. 94 % batubara utk menghidupkan PLTU yg berada di luar Kalimantan. Menggunakan batubara dari Kalimantan, tapi sampai sekarang 4 Kalimantan masih kekurangan listrik. Ayoooo.....oooo kita berjuang dan berbuat yg terbaik bagi Kalimantan, yg pd akhirnya juga utk kejayaan NKRI”.
Saya pun tambah kagum. Terbayang para pemimpin Indonesia yang jor-joran mengeluarkan kebijakan izin tambang, dengan orientasi mendapat uang dari hasil penjualan. Akhirnya memang daerah ini banyak uang , tapi listrik di rumah-rumah masih sering padam. Anak-anak sekolah menjadi terganggu belajar.
Teringat pula cerita dizaman kejayaan kayu, ketika warga desa mendapat uang fee dari penebangan yang dilakukan perusahaan. Dengan uangnya warga desa membeli kulkas, tapi karena tidak ada listrik akhirnya kulkas menjadi lemari baju saja.
Itu kesalahan kebijakan yang pro pasar. Teras Narang telah memberi inspirasi tentang pemimpin yang berpikir cerdas dan mengutamakan kepentingan rakyatnya. Semoga bukan hanya kata-kata untuk menyenangkan. **

Tidak ada komentar: