Selamat Tahun Baru 2013. Kata
banyak pengamat politik, inilah tahun bernuansa semangat baru untuk menghadapi
tahun politik 2014. Tahun 2014 adalah Pemilu legislative dan juga Pemilihan
Presiden RI ke-7.
Partai-partai politik dan juga
pelaku politik sudah berancang-ancang untuk menempati kursi parlemen. Bagi yang
sudah menjadi anggota DPR dan DPRD serta DPD barangkali ingin duduk kembali,
sementara politisi lain di luar parlemen mulai berusaha masuk dengan berbagai
cara.
Kasak-kusuk politik itulah yang
mungkin disebut para pengamat sebagai “tahun politik”. Sebab bukan tidak
mungkin – seperti jargon yang biasa kita dengar bahwa politik itu kotor – maka
hiruk-pikuknya bakal menjadi tontonan menarik publik. Saling sikut, saling menjatuhkan
atau istilah apa lagi untuk menggambarkannya.
Di Kalimantan Timur, “tahun
politik” itu juga sangat terasa. Karena pada tahun 2013 ini, tepatnya bulan
September bakal berlangsung pemilihan Gubernur Kaltim. Nama-nama tokoh kandidat
sudah bermunculan. Awang Faroek Ishak
berpasangan dengan Mukmin Faisyal, Letjen TNI Subekti – Marthin Billa dan
kemungkinan bertambah lagi Imdaad Hamid – Farid Wadjdy.
Rakyat pasti bakal cemburu
menyaksikan bagaimana uang terhambur atas nama pencitraan bahkan untuk membeli
suara. Sebagian mungkin tergoda dan akhirnya menjatuhkan pilihan pada
figur-figur yang gemar berhambur uang untuk tujuan politiknya.
Pertanyaan selalu muncul; dari
mana sumber uang para politisi itu untuk membiayai pencitraannya. Bukan rahasia
umum kalau mereka yang berkuasa bisa saja mengerahkan sumber daya yang
bersumber dari uang rakyat untuk melampiaskan hasrat pencitraan diri. Lihat
saja advertorial di televise-televisi tentang instansi / lembaga pemerintah
yang terang-terangan menampilkan sang Menteri yang berasal dari Partai Politik.
Atau advertorial televise sebuah daerah yang menampilkan gubernurnya?
Atau juga baliho-baliho, poster
yang terpampang menampilkan wajah politisi dan partainya di sepanjang kota.
Mereka yang berusaha mencari panggung di media-media massa dan para wartawan
yang ‘curi-curi’ job menjadi tim sukses kandidat tertentu. Politik itu memang
gila. Dia bisa berubah wujud siapa saja, apa saja. Halal maupun haram.
Tahun 2013 mestinya menjadi
kewaspadaan semua elemen yang tidak rela uang APBD mengucur untuk kepentingan
pencitraan para politisi. Ayo kita kritisi agar para politisi penggerogot APBD
punya rasa malu. Atau seret mereka ke muka hukum karena korupsi. Semangat! @
Tidak ada komentar:
Posting Komentar