Oleh: Charles Siahaan
ACARA Musdalub Golkar, 3 Agustus 2008, di Hotel Blue Sky Balikpapan, diwarnai munculnya tokoh-tokoh baru, yang muda, berwawasan, berduit. Diantara sejumlah wajah para senior, anak-anak muda itu kentara sekali berusaha masuk ‘menguasai’ medan. Beberapa aktivis mahasiswa yang dulu sering demonstrasi di jalanan simpang Vorvo Samarinda dan Gedung DPRD Kaltim juga tidak malu-malu lagi mengenakan baju kebesaran Partai Golkar, kuning.
Tak bisa dipungkiri, itulah bukti adanya perjalanan waktu yang telah membentuk regenerasi. Sangat terasa laju generasi muda yang mengusung tema pembaharu semakin cepat gerakannya. Bahkan terkesan meletup-letup.
Pergolakan batin tengah terjadi di mana kelompok tua dianggap sebagai generasi yang gagal membangun negeri – terutama lantaran masih besarnya angka kemiskinan – tapi masih berusaha menjadi ‘nakhoda’ negeri. Sedangkan anak-anak muda merasa tiba waktunya untuk menggantikannya.
Pergolakan itu di mana-mana. Di pemilihan ketua RT, di perkumpulan-perkumpulan, di organisasi massa dan juga partai politik. Seperti yang terjadi di tubuh Golkar, adu kekuatan tokoh muda dan tua juga menjadi lebih terasa.
Di seluruh negeri, ketika rakyat sedang membicarakan siapa calon presiden pada tahun 2009, nyaris sedikit sekali wajah baru yang muncul. Yang ada adalah Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati Soekarnoputri, Wiranto, Jusuf Kalla, dlsb.
Fakta itu yang semakin membakar semangat generasi baru. Misalnya Rizal Mallarangeng dengan ikonnya "RM 09" dengan penuh percaya diri menyatakan niatnya untuk maju dalam pertarungan Pemilihan Presiden 2009 mendatang.
Adik kandung Andi Alfian Mallarangeng itu menumpahkan uneg-unegnya; bahwa latar belakang keinginannya untuk maju, karena sudah bosan dengan
tokoh-tokoh yang ada. "Ya saya bicara bukan atas Rizal pribadi. Tapi
sebagai generasi. Saya menghormati, SBY, Megawati, Gus Dur, Sultan dan
Amien Rais. Tapi, ya jangan cuma mereka saja. Kalau negara lain bisa
memunculkan tokoh-tokoh baru, kenapa Indonesia tidak? Setelah 10 tahun
kok Gus Dur, Amien Rais aja," kata Rizal.
Ya, partai Demokrat di Amerika Serikat bisa melahirkan tokoh muda Barack Obama, mengapa partai-partai di Indonesia masih berkutat dengan tokoh tua?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar