Oleh: Charles Siahaan
DINAMIKA Pemilu Presiden RI ke-7 sudah terasa walau hajatan itu baru dilaksanakan pada 9 April 2009 nanti. Siaran televisi mulai menampilkan bakal calon kandidat Presiden, mulai dari yang memang potensial karena sudah pasti bakal maju dan yang hanya memasang iklan.
Sebutlah nama Megawati Soekarnoputri yang nampaknya tidak kendur lagi untuk maju. Kemudian Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta Jusuf Kalla (JK). Yang belum jelas apakah SBY bakal maju bersama JK atau mereka memilih jalan sendiri-sendiri.
Amien Rais terlanjur bersuara kepada publik bahwa dari ia sudah terlalu tua, karena menurutnya era dirinya adalah pada Pemilu 2004. Meski demikian masih banyak orang
Yang menarik, para purnawiran perwira tinggi TNI juga bakal ambil bagian. Sebut saja Wiranto, mantan Pangab yang kini memimpin Partai Hanura, Sutiyoso (Bang Yos) yang masih bergerilya mendekati partai-partai politik dan juga Prabowo Subianto (mantan Pangkostrad) yang kini diusung Partai Gerindra. Dengan demikian, setidaknya ada empat Jenderal yang bakal meramaikan bursa kandidat Presiden RI ke-7.
Dari ruang yang lain, yakni jalur independen, nampaknya juga sudah mulai bermunculan nama-nama. Misalnya Rizal Mallerengeng yang kini kerap tampil membawa misi perubahan oleh orang muda. Kemudian di internet juga sudah muncul nama Budiman Sujatmiko, tokoh muda pergerakan yang bergabung di PDI Perjuangan. Kalau Budiman benar-benar ingin maju, nampaknya ia harus keluar dari PDI Perjuangan karena partai itu sudah mengusung sang ketua umum Megawati Soekarnoputri.
Kalau pada akhirnya PKS, PPP, PAN dan PBB juga mengusung calon presidennya, maka setidaknya sudah ada lebih 10 calon kandidat pada saat ini. Kemungkinan jumlah itu bakal semakin mengecil ketika partai-partai mengetahui jumlah perolehan suara pada Pemilu legislatif 9 April 2009.
Fenomena yang muncul adalah, semakin banyak rakyat Indonesia dari lintas generasi yang berani maju sebagai kandidat Presiden. Dunia politik kian seru karena banyak generasi bangsa ingin membuktikan bahwa mereka bisa mengatasi keterpurukan negeri ini dengan cara mereka.
SBY dalam masa kepemimpinan 2004-2009 sudah berbuat terutama membenahi pemerintahan menjadi lebih bersih. Kasus-kasus korupsi terbongkar dan banyak melibatkan sejumlah pejabat sipil maupun militer. Tapi ia terpuruk karena kebijakannya menaikkan harga BBM benar-benar membuat rakyat menjadi bertambah susah. Pondasi ekonomi mungkin sudah semakin membaik, tapi keadilan dalam distribusi hasil sumber daya alam masih jauh panggang dari api. Negara masih tak bergerak mengatasi keserakahan korporasi asing menggarap ladang-ladang minyak dan gas serta batubara di negeri ini. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar